Ceramah · Abdurrahman Thayyib · Adzab dan Nikmat Kubur

Adzab dan Nikmat Kubur
(10 votes) | Rate:
Pemateri : Ustadz Abdurrohman Toyyib Lc, hafidzahulloh
Tempat : Masjid Al-Amin Surabaya (Semampir Tengah 3A no 25)
Waktu : Ahad, 23 Sya’ban 1429 H/24 Agustus 2008 M
Ketika kematian itu tiba, seseorang telah sampai kepada ajalnya, maka akan terjadi salah satu diantara dua kemungkinan bagaimanakah kematian itu akan menghampirinya, apakah dengan suatu hal yang membuat ruh ini kelak berdo’a agar dipercepat kiamat agar segera mendapatkan kenikmatan abadi yang telah dijanjikan oleh Rabbul ’alamin atau justru berdo’a agar jangan dipercepat kiamat karena adzab neraka yang telah menunggunya.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda tentang hamba yang mukmin di alam kubur, ”…maka dia (hamba mukmin) berkata: ”Ya Allah percepatlah hari kiamat!! Agar aku bisa kembali ke harta dan keluargaku !!….” Sedangkan tentang orang yang kafir atau fajir, beliau bersabda, ”Kemudian dibukakan baginya pintu Neraka dan dihamparkan baginya permadani dari Neraka, dia berkata: ”Ya Rabbku janganlah Engkau Jadikan hari Kiamat !!!” (HR. Abu Dawud, Al-Hakim, Ahmad, dan lainnya).
Lalu apakah kita belum juga menyadari dan membayangkan betapa keras adzab Allah azza wa jalla kepada orang yang berdo’a demikian ? Perhatikanlah dengan apa yang telah dikatakan oleh seorang sahabat yang merupakan salah satu dari empat Khulafaur Rasyidin, ’Utsman bin ’Affanradliyallahu’anhu, yang diriwayatkan dari Hani hamba sahaya ’Utsman bin ’Affan, beliau berkata: ”Utsman radliyallahu’anhu menangis jika berdiri di sisi kuburan, hingga jenggotnya basah. Dikatakan kepadanya: ’Anda tidak menangis ketika disebutkan Surga dan Neraka, dan ketika disebutkan kubur Anda menangis,’ Beliau berkata: ’Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: ”Kuburan adalah tempat pertama dari kehidupan akhirat, jika seorang selamat darinya, maka (kehidupan) setelahnya akan lebih mudah, dan jika seseorang tidak selamat darinya, maka (kehidupan) setelahnya akan sulit. ” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Sumber : alqiyamah.wordpress.com